Talk About MEA

Sampai saat ini perbincangan tentang Masyarakat Ekonomi ASEAN masih terus hangat. Olehkarena itu saya diminta untuk berbicara tentang apa peluang dan ancaman MEA bagi dunia usaha di hadapan Mahasiswa Pascasarjana UGM Yogyakarta

Mentoring for SME

Kenapa pendampingan kepada pelaku usaha mikro kecil itu dibutuhkan? Karena pada sektor usaha ini sangat rentan terhadap perubahan iklim ekonomi lokal maupun nasional. Sehingga, penguatan dan peningkatan daya saing sangat dibutuhkan untuk keberlanjutan usaha mereka.

Dukungan Pemerintah dan Bank Indonesia Penting untuk pengembangan UMKM

Dari kiri kekanan; Drs. Sultoni Nur Rifai, M.Si (Kabid Koperasi dan UKM Disperindagkop dan UKM DIY), Ir. Halomoan Tamba, MBA (Asdep Urusan Pemberdayaan LPB), Ir. Riyadi Ida Bagus Salyo Subali, MM (Kepala Disperindagkop dan UKM DIY), Drs. Braman Setyo, MM (Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM), Tri Mulyono (Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan SDA Setda DIY), Perwakilan Bank Indonesia,Yuli Afriyandi (Konsultan PLUT KUMKM)

Talk About SOP Layanan Konsultasi bagi UMKM

Mendapat kesempatan berbagi tentang implementasi SOP layanan konsultasi bagi UMKM dihadapan hampir 100 Konsultan Pendamping Pusat Layanan Usaha Terpadu seluruh Indonesia pada program peningkatan konsultan pendamping PLUT KUMKM Kemenkop dan UKM RI.

Mendampingi dengan Hati

Mentoring atau Pendampingan bagi pelaku usaha mikro kecil membutuhkan metode yang praktis dan tepat sasaran. Namun demikian, hal yang penting harus kita ketahui adalah teknik dalam mengambil hati mereka agar pendampingan yang dilakukan berjalan dengan sukses.

=DIRGAHAYU INDONESIA KE 70= HOT NEWS - Menjelang Masyarakat Ekonomi ASEAN, pelaku UMKM di tantang untuk menstandarisasi produknya-

Sabtu, 23 Agustus 2014

Apa Kabar Bank Petani Ds. Karang Joang?


APA KABAR BANK PETANI?  (Sebuah Catatan Pendampingan Bank Petani Tahun 2013)

Apa kabar bank petani? Ya, inilah kalimat yang ingin saya ucapkan mengawali coretan di laman blog pribadi saya ini. Entah kenapa, rasa kangen saya muncul ketika mengutak atik picture kegiatan di lokasi transmigrasi KM 12 balikpapan 1 tahun yang lalu.

Wajah-wajah polos nan semangat, guratan raut muka optimis, kepalan tangan  dan anggukan penuh kompak tanda mengiyakan dalam kesepahaman menerima program fasilitasi untuk peningkatan kesejahteraan yang lebih baik.


Ya,…Bank Petani adalah bentuk kongkrit untuk menggapai harapan kesejahteraan itu. Terbentuknya lembaga ekonomi (keuangan) professional yang mengangkat nilai-nilai kolektivisme adalah wujud nyata bahwa mereka ikut berkontribusi dalam membangun perekonomian yang kokoh bagi Negara bangsa ini.

Lihat saja wajah kesungguhan mereka tatkala kami merencanakan strategi dalam mengokohkan manajemen operasional kelembagaan bank petani. Ide-ide cemerlang mereka ketika saya mengajak mereka berdiskusi untuk membaca peluang pasar dengan melihat budaya dan kearifan local. Sungguh luar biasa,….tidak perlu teori-teori seperti diajarkan di bangku kuliah, mereka dengan cerdas membaca dan menganalisa banyak potensi yang ada.

Tidak hanya merencanakan, mereka juga semangat dalam bersimulasi, memainkan peran laiknya sebuah lembaga keuangan yang handal. Tidak ada canggung, minder apalagi pesimis. Mereka senang, mereka bahagia, dan satu gumamnya yang  membuat desir darah memompa energy semangat saya dalam melakukan pendampingan, “eeee,…..ternyata gini tho mas, ne’ transaksi di bank niku,..gampang yo”

Kini, Bank Petani di lokasi trans karang joang KM 12 kecamatan Balikpapan utara sudah bersolek.  Kecantikan luar dan dalamnyapun terpancar. Bapak Walikota pun tersenyum sumringah tatkala gunting ditangannya telah memotong pita tanda bahwa Bank Petani milik warga karang joang sudah resmi  beroperasional.


Dengan diguntingnya pita itu program pendampingan saya pun usai. Tanpa terasa 3 bulan lamanya saya tinggal bersama mereka. Namun, pada saat itu saya menyampaikan bahwa yang selesai hanya program yang sifatnya administrative itu. Tapi pendampingan akan selalu ada, selama saya masih bisa memberikan. Itu komitmen saya kepada mereka.

Dan pesan terakhir saya kepada mereka adalah agar selalu menjaga kebersamaan. Mengutamakan kepentingan kolektif di atas kepentingan individu. Itu sejatinya ruh bank petani yang mereka harus selalu jaga. Kegiatan pendampingan kepada anggota supaya terjalin komunikasi serta memupuk semangat kebersamaan juga menjadi pesan penting saya kepada mereka. Karena, semua berhak untuk faham tentang kondisi Bank Petani. Karena Bank Petani bukanlah milik individu, atau milik kaum kapital, tapi Bank Petani adalah miliki semua, pemahaman ini yang selalu saya tanamkan.

Inilah sedikit cerita, dari kumpulan memori yang ada dari perjalanan saya. Semoga menginspirasi.
Yogyakarta, 23 Agustus 2014