Talk About MEA

Sampai saat ini perbincangan tentang Masyarakat Ekonomi ASEAN masih terus hangat. Olehkarena itu saya diminta untuk berbicara tentang apa peluang dan ancaman MEA bagi dunia usaha di hadapan Mahasiswa Pascasarjana UGM Yogyakarta

Mentoring for SME

Kenapa pendampingan kepada pelaku usaha mikro kecil itu dibutuhkan? Karena pada sektor usaha ini sangat rentan terhadap perubahan iklim ekonomi lokal maupun nasional. Sehingga, penguatan dan peningkatan daya saing sangat dibutuhkan untuk keberlanjutan usaha mereka.

Dukungan Pemerintah dan Bank Indonesia Penting untuk pengembangan UMKM

Dari kiri kekanan; Drs. Sultoni Nur Rifai, M.Si (Kabid Koperasi dan UKM Disperindagkop dan UKM DIY), Ir. Halomoan Tamba, MBA (Asdep Urusan Pemberdayaan LPB), Ir. Riyadi Ida Bagus Salyo Subali, MM (Kepala Disperindagkop dan UKM DIY), Drs. Braman Setyo, MM (Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM), Tri Mulyono (Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan SDA Setda DIY), Perwakilan Bank Indonesia,Yuli Afriyandi (Konsultan PLUT KUMKM)

Talk About SOP Layanan Konsultasi bagi UMKM

Mendapat kesempatan berbagi tentang implementasi SOP layanan konsultasi bagi UMKM dihadapan hampir 100 Konsultan Pendamping Pusat Layanan Usaha Terpadu seluruh Indonesia pada program peningkatan konsultan pendamping PLUT KUMKM Kemenkop dan UKM RI.

Mendampingi dengan Hati

Mentoring atau Pendampingan bagi pelaku usaha mikro kecil membutuhkan metode yang praktis dan tepat sasaran. Namun demikian, hal yang penting harus kita ketahui adalah teknik dalam mengambil hati mereka agar pendampingan yang dilakukan berjalan dengan sukses.

=DIRGAHAYU INDONESIA KE 70= HOT NEWS - Menjelang Masyarakat Ekonomi ASEAN, pelaku UMKM di tantang untuk menstandarisasi produknya-

Senin, 29 Juni 2015

THR Membuat Anda Bingung?

Hal yang selalu di nanti menjelang lebaran adalah turunnya uang THR (tunjangan hari raya). Dan pada tahun ini Anda akan cukup bergembira dikarenakan pemerintah sudah mengetok palu bahwa maksimal pembayaran THR pada 10 Juli. Lebih cepat daripada biasanya.

Kegembiraan menyambut datangnya THR terkadang juga disisipi keluhan. Bukan hanya karena merasa THR belum cukup memenuhi semua keinginannya, akantetapi juga karena THR terlalu cepat melintas, dan bahkan rasanya tidak berkesan apa-apa. Apakah Anda pernah mengalami demikian? Ya, kebanyakan orang mengeluhkan seperti itu. Dan Anda jangan khawatir karena tidak ada yang salah dengan keadaan demikian.

Saya akan jelaskan bahwa THR bukanlah bagian dari struktur pendapatan tetap anda. Harus difahami bahwa THR hanya bersifat tunjangan penyesuaian dari kenaikan harga bahan-bahan pokok menjelang lebaran.

So, Anda tetap lakukan sesuai perencanaan keuangan Anda dan membelanjakan kebutuhan puasa dan lebaran yang berasal dari penyisihan pendapatan tetap. Nah, jika kemudian muncul kenaikan harga pada masa puasa atau menjelang lebaran, maka dana talangan (THR) bisa digunakan.

Dengan demikian, Anda tidak akan merasa terbebani dengan sedikit atau bahkan tidak merasakan apa-apa dari THR yang Anda dapatkan. Karena Anda sudah mempunyai perencanaan jauh-jauh hari untuk pengeluaran-pengeluaran selama puasa dan menjelang lebaran.

Jadi, bijaklah dengan keuangan Anda.

Jumat, 26 Juni 2015

Sesi di Wawancara Koran Tempo; "Ramadan, Omzet UMKM Meningkat 200 Persen"

TEMPO.CO, Yogyakarta - Omset pelaku usaha mikro kecil dan menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta meningkat 100 hingga 200 persen pada pekan pertama Ramadan 2015. Konsultan Pusat Layanan Usaha Terpadu UMKM DIY Yuli Afriyandi mengatakan kenaikan itu terjadi pada UMKM yang menawarkan produk kerajinan tangan dan kuliner.

Untuk produk kerajinan tas, misalnya, omset pelaku usaha rata-rata rata-rata Rp 4 juta. Sedangkan pada hari biasa atau sebelum puasa omset mereka Rp 2 juta. Tak hanya produk kerajinan, pelaku usaha kuliner meraup rezeki selama Ramadan. Omset mereka naik dari Rp 500 ribu pada hari biasa menjadi Rp 3 juta. “Usaha kuliner skala mikro tumbuh pesat,” kata Yuli, Kamis, 25 Juni 2015.

Usaha kuliner dadakan di Yogyakarta banyak bemunculan setiap bulan puasa. Menjelang waktu berbuka, pedagang menyiapkan takjil makanan dan minuman di sepanjang jalan kampung Nitikan Yogyakarta. Setiap menjelang buka puasa pukul 15.00, kawasan sepanjang jalan Nitikan-Sorogenen penuh hiruk pikuk pedagang dan pembeli. Pembeli berjubel di sekeliling gerai pedagang.

Mereka menggelar dagangannya di gerai-gerai kecil pinggir jalan. Mereka menjual kuliner tradisional, seperti kicak, ketan, dan coro bikang. Ada pula yang menjual tahu goreng, pecel, urap-urap, dan brongkos. Aneka minuman melengkapi sajian buka puasa. Di antaranya kolak pisang, es rumput laut, dan dawet.

Menurut Yuli, pelaku usaha akan terus meraup untung dalam jumlah besar hingga Lebaran tiba. Industri rumahan maupun toko-toko yang menjual kue bersiap untuk menambah kuantitas barang. Produk pakaian jadi juga akan banyak diburu konsumen seperti tahun-tahun sebelumnya.

Sumber: Tempo.co
Kamis, 25 Juni 2015 | 15:46 WIB

Minggu, 21 Juni 2015

PLUT KUMKM DIY Selenggarakan Event Ramadhan 'Buka Bareng Bisnis'

Yogyakarta, 18 Juni 2015. Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (PLUT-KUMKM) DI Yogyakarta menyenggarakan event Buka Bareng Bisnis selama bulan ramadhan. Event Buka Bareng Bisnis akan di selenggarakan setiah hari Selasa dan Jumat setiap minggunya dari pukul 16.00-17.30 WIB bertempat di gedung PLUT-KUMKM DIY jl. HOS Cokroaminoto 162 Yogyakarta.

“Guna memeriahkan bulan ramadhan kita membuat event Buka Bareng Bisnis, rencananya pada event ini selain buka bersama juga akan diisi dengan materi berkaitan dengan bisnis yang berbeda-beda setiap harinya.” tutur Yuli Afriandi, Koordinator Konsultan PLUT-KUMKM DIY menjelaskan.

Beberapa narasumber yang akan mengisi pada event ramadhan Buka Bareng Bisnis ini diantaranya ada Coach Dewi Hadhi yang akan mengisi Branding Produk bagi UMKM, ada lagi Coach Cahyadi yang akan membagikan ilmunya mengenai strategi pengembangan usaha. Ada juga bu Noor Pamella yang akan membagikan pengalamnya membangun bisnis dari nol sampai menjadi besar. Bukan hanya itu, ada beberapa narasimber lainya yang nantinya akan bergabung di event ini.

Event Buka Bareng Bisnis didesain dengan konsep talkshow yang pada setiap hari akan menghadirkan sekitar dua pembicara dengan dipandu oleh presenter. “Desain event seperti ini kami pilih dengan pertimbangan moment puasa juga. Kalau bentuknya kelas mungkin orang akan cenderung cepat bosan, apa lagi dalam kondisi puasa.” Tutur Yuli Afriyandi menambahkan.

Acara ini terbuka untuk umum dan pelaku usaha. Namun setiap harinya kuotanya diatasi hanya maksimal 30 orang saja. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan fasilitas yang dimiliki PLUT-KUMKM DI Yogyakarta. Untuk mengantisipasi membeludaknya peserta, tim panitia menerapkan sistem pendaftaran melalui sms/wa atau bisa langsung mengi di google form yang ada di web ini. “Intinya siapa cepat daftar maka akan mendapatkan satu kursi di acara” Imam Syafi’i, Pimpro Event Ramadha Buka Bareng Bisnis menambahkan.

Untuk info dan pendaftaran dapat langsung menghubungi Cp. di nomer 0897-8452-255.
Sumber: www.plutjogja.com

Jumat, 19 Juni 2015

Buku Karya Saya

  1. JUDUL; CINTA INDONESIA SETENGAH; Penerbit; Bentang Pustaka, 2013.  Buku
    tersebut merupakan kumpulan tulisan Kompasianer tentang ide kebangsaan, dan Saya salah satu kontributor dalam kepenulisan buku tersebut. Buku setebal 256 halaman ini memotret Indonesia yang tidak dilihat dan dinilai dengan cara yang sepenggal-sepenggal. Karena, Indonesia adalah sebuah kesatuan jiwa, raga, moril, dan spiritualisme penghuninya dari Sabang sampai Merauke yang terbungkus rapi dalam bingkai yang utuh: ke-INDONESIA-an.”.
  2.  JUDUL; MENUJU EKONOMI BERKEADILAN;
    PERGOLAKAN PENGARUH EKONOMI NEOLIBERAL VS EKONOMI KERAKYATAN; Penerbit; Trust Media, 2015.
    Buku ini memotret tentang kebijakan pemerintah terutama dalam bidang ekonomi. Mengungkap tentang bagaimana kebijakan tersebut dipengaruhi oleh faham neoliberalisme yang bertentangan dengan ideologi ekonomi kerakyatan yang telah lama dibangun oleh pendiri bangsa. Buku ini menarik untuk dibaca dan tentu akan mencerahkan sekaligus membuat pembaca hanyut sehingga secara tidar sadar akan memunculkan kegeraman-kegeraman.

Kamis, 18 Juni 2015

UMKM Perlu daftarkan Merek

Dalam beberapa tahun terakhir, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM gencar menyosialisasikan pendaftaran hak kekayaan intelektual (HKI).

Berbagai macam prosedur sudah disosialiasikan melalui website dan media informasi lainnya, dengan harapan banyak masyarakat yang paham dan mulai mendaftarkan HKI.

Namun, jika seluruh prosedur pendaftaran merek dan HKI yang sudah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal HKI dirasa masih terlalu ribet, para pelaku usaha bisa memanfaatkan jasa pendaftaran dan konsultasi HKI secara online.

Dengan jasa tersebut, para pelaku usaha cukup menggunggah berkas-berkas yang dibutuhkan secara online, dan tidak perlu datang langsung ke kantor HKI untuk mendaftarkan mereknya sendiri.
Selain lebih efisien karena tidak perlu meninggalkan pekerjaannya, pelaku usaha juga bisa dibimbing dan mendapatkan konsultasi agar setiap tahap pendaftaran merek bisa berlangsung secara lancar.
Salah satu penyedia jasa pendaftaran dan konsultasi HKI online adalah startupHKI.com, yang fokus terhadap jasa pelayanan HKI bagi para pebisnis pemula atau yang biasa disebut start-up.

Pendiri startupHKI.com Fahrian Agam mengatakan jasa yang dibentuk sejak awal tahun ini bertujuan untuk membantu UMKM dalam proses pendaftaran merek dan HKI lainnya. Pasalnya, proses pendaftaran HKI masih terbilang cukup rumit.
Selain itu, pria lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia itu juga fokus untuk mengedukasi masyarakat, terkait dengan pentingnya HKI melalui artikel-artikel yang rutin dimuat di blog startupHKI, serta konsultasi gratis.

“Banyak pelaku usaha yang enggan mendaftarkan mereknya karena menilai prosesnya ribet, dan mereka harus datang langsung ke kantor HKI. Padahal, bagi mereka waktu sangat berharga dan lebih memilih memanfaatkan waktu tersebut untuk menjalankan bisnisnya,” katanya.
Sementara itu, dengan memanfaatkan jasa pendafataran dan konsultasi online, pemohon tidak perlu repot, karena semua proses dibantu oleh tim yang telah kompeten.

Untuk bantuan pendaftaran merek secara online melalui StartupHKI, pemohon cukup mengakses website startuphki.com, kemudian memilih opsi pendaftaran merek atau pendaftaran hak cipta.
Pemohon cukup mengisi formulir yang telah disediakan, seperti data diri, hingga keterangan terkait merek yang akan didaftarkan mulai dari nama merek, arti merek hingga logo.
Setelah itu, tim StartupHKI akan mulai memproses permohonan tersebut, sambil melihat dan memberikan konsultasi terkait persyaratan apa saja yang masih kurang dan harus dilengkapi.
Untuk jasa tersebut, pemohon cukup membayar Rp1,5 juta untuk setiap merek dengan satu kelas barang. Biaya tersebut sudah termasuk jasa pendaftaran, konsultasi, pembuatan berkas dan surat kuasa, serta pengecekan merek.

“Di biro konsultan HKI lain, ada biaya tambahan untuk jasa pengecekan merek,” katanya.
Setelah berkas dilengkapi, pembayaran jasa dan surat kuasa selesai ditandatangani, maka pemohon cukup menunggu hingga merek selesai teregistrasi, dan tim StartupHKI akan terus melaporkan setiap terjadi perkembangan dari pendaftaran tersebut.

“Setelah itu semua proses dilakukan oleh Ditjen HKI, mulai dari penelusuran merek dan pemeriksaan substantif yang membutuhkan waktu cukup lama,” katanya.
Agam mengakui lamanya proses pendaftaran hingga keluar sertifikat merek yang membutuhkan waktu hingga belasan bulan, juga banyak membuat para pelaku usaha mengurungkan niat mendaftarkan mereknya.

Lamanya proses pendaftaran merek tersebut juga terkadang membuat pemohon tidak sabar dan sering komplain kepada konsultan HKI.

Dia bercerita belum lama ini pihaknya menerima telepon dari seseorang yang mendaftarkan merek melalui sebuah firma HKI yang cukup besar. Dia meminta bantuan untuk mengambil alih proses pendaftaan merek tersebut dan mempercepat prosesnya.

Namun, StartupHKI tidak bisa menerima permohonan tersebut karena banyak pertimbangan, apalagi secara prosedural seluruh proses pendaftaran merek adalah kewenangan Ditjen HKI, dan konsultan tidak memiliki ak untuk mengintervensi atau mempercepat proses pendaftaran HKI.
“Pemohon memang harus bersabar hingga seluruh proses selesai, tapi kami akan terus aktif melaporkan setiap perkembangan, sehingga pemohon tidak perlu risau,” katanya.
Sumber: bisnis.com

Selasa, 16 Juni 2015

Menjadi Narasumber Workshop Kewirausahaan IWAYO

Pada tanggal 11-12 Maret 2015, saya menjadi pemateri pada kegiatan Workshop Kewirausahaan yang diselenggarakan oleh Ikatan Waria Yogyakarta (IWAYO) yang bertempat di Hotel Fams Jl. Taman Siswa Yogyakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pembekalan dan wawasan kewiraushaan bagi anggota organisasi IWAYO.

Sebelum adanya kegiatan workshop ini, saya sudah melakukan serangkaian kegiatan mulai dari diskusi awal tentang perumusan tujuan pelatihan dengan metode TNA (training need assement), lalu kemudian penyusunan kurikulum pelatihan.



Hingga pada kegiatan akhir yakni workshop, peserta kegiatan sangat antusias dalam mengikui sesi demi sesi materi. Canda dan tawa serta kosakata khas mereka keluar pada sesi-sesi berlangsungnya materi. Karena desain materi yang ‘renyah’ serta metode pelatihan yang menyenangkan, membuat mereka sebagai peserta pelatihan merasa nyaman dan tidak merasa bosan.


Dua hari berlangsungnya kegiatan cukup untuk merangkum materi kewirausaahaan dan membuat peserta siap dan yakin untuk mengembangkan usahanya masing-masing.


Senin, 15 Juni 2015

Talk About ASEAN Economic Community (AEC)


Yogyakarta, 6 Juni 2015. ASEAN Economic Community (AEC) merupakan sebuah kerjasama antar Negara-negara ASEAN untuk membentuk kawasan yang terintegrasi. Kerjasama yang rencananya akan diterapkan pada akhir tahun 2015 ini menjadi isu yang sensitif dikalangan masyarakat. Ada yang mendukung karena melihat peluang baik yang akan didapat, namun ada juga yang kontra karena menilai masyarakat Indonesia belum siap terhadap persaingan yang akan muncul terutama pada sektor usaha mikro kecil. Karena itu, pembahasan mengenai AEC atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) masih sangat ramai diperbincangkan. 

Mengenai hal ini, pada 6 Juni yang lalu saya berkesempatan ikut memberikan materi mengenai MEA dan bagaimana peluang dan tantangan bagi pengusaha sector Mikro Kecil. Materi ini saya sampaikan pada program Seminar Enterpreneuship yang di gagas oleh Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Materi yang saya sampaikan di depan hampir 50 peserta yang berasal dari mahasiswa dan umum yang bertempat ruang seminar perpustakaan UGM ini mendapatkan respon dan antusiasme yang tinggi. Karena ternyata, pemahaman tentang peluang dan ancaman MEA masih sangat sedikit yang mereka ketahui. Terutama bagaimana memanfaatkan peluang dan meminimalisir ketatnya persaingan dalam dunia usaha.
 
Bahkan, pada akhir sesi saya didatangi oleh beberapa mahasiswa pascasarjana yang masih merasa butuh informasi tentang MEA ini. Salah satu peserta menyarankan kepada saya untuk aktif terus memberikan informasi-informasi MEA kepada khalayak terutama pada pemuda-pemuda yang ingin masuk dalam dunia kerja.

Dalam kesempatan ini juga saya memberikan buku terbaru saya “Menuju Ekonomi Berkeadilan; Pergolakan Pengaruh Ekonomi Neoliberal Vs Ekonomi Kerakyatan” bagi peserta yang terpilih.