Talk About MEA

Sampai saat ini perbincangan tentang Masyarakat Ekonomi ASEAN masih terus hangat. Olehkarena itu saya diminta untuk berbicara tentang apa peluang dan ancaman MEA bagi dunia usaha di hadapan Mahasiswa Pascasarjana UGM Yogyakarta

Mentoring for SME

Kenapa pendampingan kepada pelaku usaha mikro kecil itu dibutuhkan? Karena pada sektor usaha ini sangat rentan terhadap perubahan iklim ekonomi lokal maupun nasional. Sehingga, penguatan dan peningkatan daya saing sangat dibutuhkan untuk keberlanjutan usaha mereka.

Dukungan Pemerintah dan Bank Indonesia Penting untuk pengembangan UMKM

Dari kiri kekanan; Drs. Sultoni Nur Rifai, M.Si (Kabid Koperasi dan UKM Disperindagkop dan UKM DIY), Ir. Halomoan Tamba, MBA (Asdep Urusan Pemberdayaan LPB), Ir. Riyadi Ida Bagus Salyo Subali, MM (Kepala Disperindagkop dan UKM DIY), Drs. Braman Setyo, MM (Deputi Bidang Pengembangan dan Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM), Tri Mulyono (Kepala Biro Administrasi Perekonomian dan SDA Setda DIY), Perwakilan Bank Indonesia,Yuli Afriyandi (Konsultan PLUT KUMKM)

Talk About SOP Layanan Konsultasi bagi UMKM

Mendapat kesempatan berbagi tentang implementasi SOP layanan konsultasi bagi UMKM dihadapan hampir 100 Konsultan Pendamping Pusat Layanan Usaha Terpadu seluruh Indonesia pada program peningkatan konsultan pendamping PLUT KUMKM Kemenkop dan UKM RI.

Mendampingi dengan Hati

Mentoring atau Pendampingan bagi pelaku usaha mikro kecil membutuhkan metode yang praktis dan tepat sasaran. Namun demikian, hal yang penting harus kita ketahui adalah teknik dalam mengambil hati mereka agar pendampingan yang dilakukan berjalan dengan sukses.

=DIRGAHAYU INDONESIA KE 70= HOT NEWS - Menjelang Masyarakat Ekonomi ASEAN, pelaku UMKM di tantang untuk menstandarisasi produknya-

Kamis, 19 November 2015

Kelola Keuangan di Usia Produktif

Saya ingin mengajak Anda mengingat 6 orang terdekat Anda yang telah memasuki usia pensiun. Setelah Anda sudah menemukan 6 orang tersebut, coba cermati dan perhatikan dengan seksama bagaimana keadaan kehidupan mereka saat ini?

Sekarang coba jawab pertanyaan yang ada di bawah ini:
  • Apa aktivitas yang mereka lakukan setiap hari? Apakah mereka memiliki kesibukan yang produktif atau hanya menghabiskan waktu yang tiada menentu?
  • Apakah mereka terlihat bahagia dan ceria, dan wajah mereka terlihat berseri dan terawat?
  • Dengarkan ungkapan atau ucapatan dari mereka, apakah kata-kata kalimat yang bahagia dan optimis atau keluhan, penyesalan?
  • Lihatlah pakaian yang mereka kenakan setiap hari, apakah terlihat rapi, dan terurus atau sebaliknya?
  • Sekarang tengoklah pada rumah kediaman mereka, apakah tempat tinggal mereka terlihat bersih dan terurus?
  • Bagaimana mereka memperoleh nafkah dalam menjalani kehidupan mereka saat ini? Apakah mereka masih mandiri atau tergantung kepada sanak keluarga?
Nah, jika sudah tergambar, mari bandingkan dengan kehidupan kala mereka masih kerja (produktif) dan memiliki penghasilan!. Apakah kehidupan mereka saat ini lebih baik atau relative sama dengan kehidupan masa lalu? Atau sebaliknya, kehidupan mereka saat ini mengalami kemunduran kualitas?
Saya meyakini bahwa Anda mengalami kesulitan memperoleh orang terdekat yang  saat ini hidupnya lebih bahagia dan sejahtera. Mengapa?

Fenomena yang banyak terjadi adalah dahulu mereka bahagia dan sejahtera, namun sekarang hidup sengsara dalam kekurangan, satu hal yang mungkin lupa dilakukan mereka dalah tidak melakukan pengelolaan keuangan dengan baik. Mereka menghabiskan setiap sen yang mereka punya untuk kegiatan konsumtif dari hasil kegiatan  produktif yang mereka lakukan. Mereka terkadang lupa mengingat bahwa  hidup mereka lebih panjang daripada waktu mereka dalam memperleh penghasilan. Penghasilan akan terhenti walaupun nafas yang dimiliki masih panjang.

Perlu kita ingat bahwa pengelolaan keangan adalah sebuah cara mengelola uang yang diperoleh selama masa produktif, ingat!.  Rumusnya adalah mengelola keuangan untuk mencukupi kebutuhan dan keinginan hari ini sembari menyiapkan kebutuhan serta keinginan di masa mendatang.

Pengelolaan keuangan adalah cara menikmati hidup saat ini dengan selalu memperhatikan hidup masa depan terlebih dahulu. Ya, pengelolaan keuangan adalah tentang cara mengendalikan diri dalam memanfaatkan dan menggunakan penghasilan setiap bulan/setiap kali diterima, dengan selalu menyisihkan terlebih dahulu bagi kebutuhan dan keinginan di masa depan, sebelum memenuhi kebutuhan dan memuaskan keinginan hari ini. Itu kuncinya……

Selanjutnya, pengelolaan keuangan adalah tentang menyisihkan penghasilan dan mengelolanya atau menginvestasikannya untuk menghasilkan return (tingkat pengembalian) yang tingginya mengalahkan inflasi.

Kesimpulannya, perencanaan keuangan adalah tentang cara menjalani hidup hari ini yang sederhana sesuai dengan kemampuan keuangan, dan sementara itu mempersiapkan masa depan sejahtera.

Kamis, 10 September 2015

Menjadi Narasumber untuk TKS


Program Pendayagunaan Tenaga Kerja Sarjana (TKS) adalah salah satu program prioritas Kementerian Ketenagakerjaan yang bertujuan untuk mendayagunakan para sarjana dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat, khususnya pendampingan kepada kelompok-kelompok masyarakat di perdesaan.

Karena itu, agar TKS memiliki kapasitas dan kemampuan yang baik, maka Disnakertrans DIY bekerjasama dengan Direktorat Pengembangan dan Perluasan Kesempatan Kerja DITJEN BINAPENTA dan PKK Kementrian Ketenagakerjaan melakukan pembekalan kepada peserta kegiatan TKS pada 09 September 2015.

Pada kesempatan itu saya dipercaya untuk menjadi narasumber terkait dengan materi proposal usaha dan kemitraan. Materi ini cukup penting bagi mereka karena TKS akan didayagunakan sebagai TKPMP.  20 peserta yang hadirpun cukup serius dan antusias menerima materi.

Selasa, 18 Agustus 2015

Beri Pembekalan untuk Pendamping Koperasi dan UMKM

Yogyakarta, 10 Agustus 2015. Saya dipercaya oleh Disperindagkop dan UKM DIY untuk memberikan pembekalan kepada 36 pendamping baru yang direkrut oleh Disperindagkop dan UKM DIY untuk mendampingi KUMKM selama lima bulan kedepan.

Dalam kesempatan yang baik itu, saya lebih banyak sharing tentang pengalaman pendampingan kepada pelaku KUMKM yang pernah saya lakukan beserta dinamika yang ada. 

Memang, mendengar kata pendampingan tentu kita akan memahami bahwa pendampingan adalah kegiatan yang langsung berhubungan dengan masyarakat penerima manfaat. Karenanya, pendamping sebagai ujung tombak yang mengawal suksesnya suatu program tersebut harus tidak hanya memiliki kapasitas keilmuan yang lebih, tapi juga mempunyai karakter sebagai seorang pengayom. Dan pada kesempatan itu saya juga menekankan bahwa pendamping itu harus betul-betul melekat dalam jiwa agar dalam setiap tindakan yang dilakukan memiliki nilai baik yang tampak maupun yang tidak.

Tampak terlihat mimik wajah serius dari peserta yang mengikuti pembekalan. Sesekali juga pendamping ikut aktif dalam diskusi dikarenakan banyak juga dari peserta yang sudah mempunyai pengalaman pendampingan.

Minggu, 19 Juli 2015

Mudik dan Ekonomi Desa

Tradisi mudik adalah ritus sosial yg sudah menjadi tradisi tahunan. Segala persiapan yang akan dibawa pada saat mudik biasanya sudah disiapkan jauh-jauh hari. Oleh-oleh untuk keluarga tercinta dikampung halaman pun tentunya sudah dibungkus rapi.

Inilah gambaran mudik yg terjadi setiap tahunnya. Momentum tahunan ini merupakan berkah tersendiri bagi perekonomian desa sebagai kampung halaman. Karena tidak sedikit uang yang akan dibawa ke desa dari segala penjuru kota asal pemudik. Usaha-usaha mikro kecil dari berbagai macam jenis bergeliat menerima berkah tahunan. Aktifitas ekonomi meningkat didorong oleh menaiknya konsumsi masyarakat desa maupun kota yang mudik kekampung halaman.

Warung-warung bakso atau mie ayam dipojok jalanan kampung ramai dihadiri pengunjung. Belum lagi kita lihat pengecer bensin botolan juga ikut menuai berkah dari banyaknya hilir mudik kendaraan melakukan aktifitas silaturahmi. Usaha-usaha mikro lainnya juga mendapatkan bagian dari meningkatnya perputaran uang di desa ini.

Banyaknya uang dari kota yang mengalir ke desa kampung halaman, mendorong meningkatnya aktifitas ekonomi sehingga dapat membawa dampak positif bagi pertumbuhan ekonomi desa. Secara kasat mata hal ini bisa kita lihat dari fenomena mudik tahunan ini.

..............

Senin, 13 Juli 2015

AGAR PASCA MUDIK DOMPET TIDAK KEMPES

Siapa yang merasa dompetnya masih tebal setelah ritual mudik dijalankan? Bagi Anda yang ngacung kemungkinan anda mempunyai uang yang berlimpah (mungkin punya mesin ATM kali ya :d ) atau mungkin manajemen keuangan pribadi Anda yang keren.

Point ke dua menarik untuk kita bahas. Karena persoalan mudik adalah persoalan pengkurasan pundi-pundi keuangan yang Anda miliki. Kebanyakan orang akan mengalami masa paceklik pasca mudik lebaran, termasuk Anda yang membaca tulisan ini kan? Haha. Tapi jangan takut Anda hanya salah satu dari sekian banyak orang yang senasib dengan Anda.

Karena itu, agar masa paceklik tidak Anda alami maka perlulah yang namanya manajemen keuangan  lebaran atau hari-hari besar lainnya yang membutuhkan biaya yang besar dan tidak terduga.
Pertama, Anda harus membuat daftar kebutuhan beserta besaran biaya pada saat menjelang mudik, mudik dan pada saat lebaran.  Setelah di total, tambahkan sekitar 10 – 25 % dari total anggaran tersebut untuk dana tidak terduga. Ingat, membuat daftar kebutuhan dan besaran biaya harus memperhatikan kemampuan pendapatan tetap Anda. Prioritaskan kebutuhan utama dan kesampingkan keinginan.

Kedua, rencanakan keuangan untuk menghadapi lebaran dengan cara membuat post khusus dari alokasi pendapatan tetap yang Anda miliki. Biasanya selain Anda telah mengalokasikan dana sesuai dengan biaya rutin dan investasi jangka pendek / jangka panjang, maka kemudian Anda harus membuat post penyisihan untuk menghadapi lebaran. Patokannya adalah total dari kebutuhan lebaran di bagi dengan 12 bulan. Nominal itulah yang menjadi penyisihan Anda setiap bulannya.

Dengan begini keuangan Anda akan aman, kenapa? Anda masih mempunyai cadangan dana dari THR yang belum Anda gunakan, betul ya? Dan Anda tidak akan menguras uang dari alokasi lain dikarenakan Anda sudah merencanakan semua alokasi biaya lebaran sesuai dengan kadar kemampuan Anda.

Strategi inilah yang kemudian akan menjaga Anda dari musim paceklik. Sebelum dan sesudah mudik Anda akan tetap senang dan tenang dengan kondisi keuangan yang Anda miliki. Dan tentu saja, dompet Anda akan tetap terus berisi bukan?.

Minggu, 12 Juli 2015

Isyarat Rendahnya Keberpihakan Terhadap Koperasi

Tepat tanggal 12 Juli 2015, diperingati sebagai hari lahirnya Koperasi yang ke-68. Tidak ada gegap gempita, dan bahkan terkesan sunyi senyap.

Media tidak berpihak, sekali lagi saya katakan tidak berpihak!, olehkarena peringatan hari koperasi tidak menjadi headline news dan tidak ada pula liputan breaking news di media televisi.

Fenomena seperti ini terjadi sepanjang tahun. Rendahnya keberpihakan terhadap koperasi semakin menemukan titik nadir.

Lantas, apa yang salah?  

Apakah pemerintahnya yang tidak menggembor-gemborkan tentang pentingnya peringatan hari koperasi? 

Atau masyarakatnya yang sudah tidak mendapat manfaat dari lembaga koperasi? Atau idelogi sistem ekonomi koperasi yang sudah mengeropos? 

Pertanyaan-pertanyaan inilah yang kemudian patut kita renungkan bersama. Bahwa sesungguhnya koperasi adalah semangat gerakan, dan menjadi bagian dari saksi sejarah lahirnya bangsa. 

Karena koperasi dibawa dan dibangkitkan oleh seorang tokoh pendiri bangsa Bung Hatta. Tidak ada alasan bagi semua pihak termasuk pemerintah untuk abai dan lalai menggelorakan semangat koperasi. 

Semangat koperasi adalah sebuah gerakan revolusi, khususnya revolusi dalam bidang sistem ekonomi bangsa yang berpihak pada semua tatanan kehidupan masyarakat. Melawan prinsip atau ideology ekonomi kapitalis yang telah menggeser derajat persamaan yang kemudian akan menumbangkan nilai-nilai keadilan, kejujuran, kebersamaan dan seterusnya. 

Koperasi lahir sebagai wadah perekonomian rakyat, berwatak sosial yang di nilai mampu sebagai alat pendemokrasian ekonomi, sehingga harapan besarnya adalah sanggup menjadi penyangga perekonomian nasional. 

Sekali lagi, koperasi adalah wadah ekonomi rakyat, wadah perjuangan bagi kelompok usaha seperti petani, nelayan, tukang becak, pedagang kaki lima dan sebagainya, yang kepentingan-kepentingan ekonominya seperti pangan, sandang, papan dan kebutuhan-kebutuhan keluarga lainnya yang selalu dapat lebih mudah dibantu atau diperjuangakan melalui koperasi. 

Karena itu, ketika koperasi diabaikan, prinsip dan nilai luhurnya dicampakkan, adalah merupakan tanda bahwa keberpihakan terhadap ekonomi rakyat mulai hilang. Sebagai gantinya, keberpihakan terhadap ekonomi kaum kapital mulai dimuluskan. Terbukti dengan mudahnya korporat-korporat berdiri tegak dan berjaya di bumi nusantara ini. 

Inilah tanda-tanda, sebuah fenomena, sebuah gambaran bahwa koperasi hanyalah nama, koperasi tidak lebih hanya sebagai institusi keuangan non formal yang tetap kerdil. Koperasi tidak lagi sebagai sebuah semangat gerakan yang menggerakkan. 

Mengucapkan Selamat Hari Koperasi di tengah pengkerdilan Koperasi, disitulah seharusny kita bersedih!

Rabu, 01 Juli 2015

Belajar Sukses dari Karakter Sukses Bu Pamella

Yogyakarta, 29 Juni 2015. Dalam program ‘Bincang Bareng Bisnis; Puasa Jalan Terus Omset Naik Terus’ Program PLUT KUMKM DIY yang merupakan event perdana dalam menyambut Bulan Ramadhan, Saya berkesempatan duduk bersama menjadi narasumber dengan wanita inspiratif pemilik toko ritel modern yang telah memiliki tujuh cabang, beliau adalah Ibu Noor Liesnani atau lebih dikenal dengan Bu Pamella.
Dalam sesi talkshow tersebut, beliau banyak bercerita tentang bagaimana memulai bisnis dari modal yang terbatas dan sangat memegang prinsip tidak ingin berhubungan dengan bank. Namun dengan semangat dan kegigihan luar biasa, beliau berhasil mengubah toko kecil yang awal mula ia miliki menjadi toko ritel modern (swalayan) yang cukup besar.

Ketika presenter talk show menanyakan kepada saya, apakah di dalam menjalankan bisnis itu harus punya motivasi yang kuat?

Saya menjelaskan, membaca dari pengalalam Bu Pamella tersebut, bahwa selain Ia memiliki motivasi yang kuat, beliau juga meiliki karakter sebagai pribadi yang sukses. Kenapa demikian? Motivasi saja tidak cukup, tapi butuh ketekunan dan ketelitian dalam menjalankan sebuah bisnis. Karena, banyak orang yang sudah memiliki motivasi yang kuat, tapi tidak tekun dan kadang malah tidak tahu bagaimana cara memulai usaha sehingga ia cepat patah semangat dan mundur.

Dan point penting yang saya tangkap dari kisah yang disampaikan Bu Pamella pada sesi itu adalah beliau memiliki keyakinan yang sangat kuat. Karena beliau pada umur yang saya bilang cukup muda berani memilih bisnis dan meninggalkan sekolah yang sebetulnya sudah mendekati kelulusan.

Inilah yang saya maksud sebagai pribadi sukses yang berhasil beliau asah, dan menjadi modal dasar beliau dalam menjalankan roda bisnis  Pamella Group.

Haru dan tangis sempat keluar tatkala Bu Pamella bercerita lebih lanjut tentang kegigihan beliau pada awal mula merintis usaha. Namun, haru dan tangis itu disambut applause peserta untuk menyemangati dan memberi apresiasi terhadap kisah inspiratif beliau.

Kegiatan talkshow di tutup dengan pemberian penghargaan oleh Koordinator Konsultan PLUT KUMKM DIY kepada Ibu Pamella.

Senin, 29 Juni 2015

THR Membuat Anda Bingung?

Hal yang selalu di nanti menjelang lebaran adalah turunnya uang THR (tunjangan hari raya). Dan pada tahun ini Anda akan cukup bergembira dikarenakan pemerintah sudah mengetok palu bahwa maksimal pembayaran THR pada 10 Juli. Lebih cepat daripada biasanya.

Kegembiraan menyambut datangnya THR terkadang juga disisipi keluhan. Bukan hanya karena merasa THR belum cukup memenuhi semua keinginannya, akantetapi juga karena THR terlalu cepat melintas, dan bahkan rasanya tidak berkesan apa-apa. Apakah Anda pernah mengalami demikian? Ya, kebanyakan orang mengeluhkan seperti itu. Dan Anda jangan khawatir karena tidak ada yang salah dengan keadaan demikian.

Saya akan jelaskan bahwa THR bukanlah bagian dari struktur pendapatan tetap anda. Harus difahami bahwa THR hanya bersifat tunjangan penyesuaian dari kenaikan harga bahan-bahan pokok menjelang lebaran.

So, Anda tetap lakukan sesuai perencanaan keuangan Anda dan membelanjakan kebutuhan puasa dan lebaran yang berasal dari penyisihan pendapatan tetap. Nah, jika kemudian muncul kenaikan harga pada masa puasa atau menjelang lebaran, maka dana talangan (THR) bisa digunakan.

Dengan demikian, Anda tidak akan merasa terbebani dengan sedikit atau bahkan tidak merasakan apa-apa dari THR yang Anda dapatkan. Karena Anda sudah mempunyai perencanaan jauh-jauh hari untuk pengeluaran-pengeluaran selama puasa dan menjelang lebaran.

Jadi, bijaklah dengan keuangan Anda.

Jumat, 26 Juni 2015

Sesi di Wawancara Koran Tempo; "Ramadan, Omzet UMKM Meningkat 200 Persen"

TEMPO.CO, Yogyakarta - Omset pelaku usaha mikro kecil dan menengah di Daerah Istimewa Yogyakarta meningkat 100 hingga 200 persen pada pekan pertama Ramadan 2015. Konsultan Pusat Layanan Usaha Terpadu UMKM DIY Yuli Afriyandi mengatakan kenaikan itu terjadi pada UMKM yang menawarkan produk kerajinan tangan dan kuliner.

Untuk produk kerajinan tas, misalnya, omset pelaku usaha rata-rata rata-rata Rp 4 juta. Sedangkan pada hari biasa atau sebelum puasa omset mereka Rp 2 juta. Tak hanya produk kerajinan, pelaku usaha kuliner meraup rezeki selama Ramadan. Omset mereka naik dari Rp 500 ribu pada hari biasa menjadi Rp 3 juta. “Usaha kuliner skala mikro tumbuh pesat,” kata Yuli, Kamis, 25 Juni 2015.

Usaha kuliner dadakan di Yogyakarta banyak bemunculan setiap bulan puasa. Menjelang waktu berbuka, pedagang menyiapkan takjil makanan dan minuman di sepanjang jalan kampung Nitikan Yogyakarta. Setiap menjelang buka puasa pukul 15.00, kawasan sepanjang jalan Nitikan-Sorogenen penuh hiruk pikuk pedagang dan pembeli. Pembeli berjubel di sekeliling gerai pedagang.

Mereka menggelar dagangannya di gerai-gerai kecil pinggir jalan. Mereka menjual kuliner tradisional, seperti kicak, ketan, dan coro bikang. Ada pula yang menjual tahu goreng, pecel, urap-urap, dan brongkos. Aneka minuman melengkapi sajian buka puasa. Di antaranya kolak pisang, es rumput laut, dan dawet.

Menurut Yuli, pelaku usaha akan terus meraup untung dalam jumlah besar hingga Lebaran tiba. Industri rumahan maupun toko-toko yang menjual kue bersiap untuk menambah kuantitas barang. Produk pakaian jadi juga akan banyak diburu konsumen seperti tahun-tahun sebelumnya.

Sumber: Tempo.co
Kamis, 25 Juni 2015 | 15:46 WIB

Minggu, 21 Juni 2015

PLUT KUMKM DIY Selenggarakan Event Ramadhan 'Buka Bareng Bisnis'

Yogyakarta, 18 Juni 2015. Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (PLUT-KUMKM) DI Yogyakarta menyenggarakan event Buka Bareng Bisnis selama bulan ramadhan. Event Buka Bareng Bisnis akan di selenggarakan setiah hari Selasa dan Jumat setiap minggunya dari pukul 16.00-17.30 WIB bertempat di gedung PLUT-KUMKM DIY jl. HOS Cokroaminoto 162 Yogyakarta.

“Guna memeriahkan bulan ramadhan kita membuat event Buka Bareng Bisnis, rencananya pada event ini selain buka bersama juga akan diisi dengan materi berkaitan dengan bisnis yang berbeda-beda setiap harinya.” tutur Yuli Afriandi, Koordinator Konsultan PLUT-KUMKM DIY menjelaskan.

Beberapa narasumber yang akan mengisi pada event ramadhan Buka Bareng Bisnis ini diantaranya ada Coach Dewi Hadhi yang akan mengisi Branding Produk bagi UMKM, ada lagi Coach Cahyadi yang akan membagikan ilmunya mengenai strategi pengembangan usaha. Ada juga bu Noor Pamella yang akan membagikan pengalamnya membangun bisnis dari nol sampai menjadi besar. Bukan hanya itu, ada beberapa narasimber lainya yang nantinya akan bergabung di event ini.

Event Buka Bareng Bisnis didesain dengan konsep talkshow yang pada setiap hari akan menghadirkan sekitar dua pembicara dengan dipandu oleh presenter. “Desain event seperti ini kami pilih dengan pertimbangan moment puasa juga. Kalau bentuknya kelas mungkin orang akan cenderung cepat bosan, apa lagi dalam kondisi puasa.” Tutur Yuli Afriyandi menambahkan.

Acara ini terbuka untuk umum dan pelaku usaha. Namun setiap harinya kuotanya diatasi hanya maksimal 30 orang saja. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan fasilitas yang dimiliki PLUT-KUMKM DI Yogyakarta. Untuk mengantisipasi membeludaknya peserta, tim panitia menerapkan sistem pendaftaran melalui sms/wa atau bisa langsung mengi di google form yang ada di web ini. “Intinya siapa cepat daftar maka akan mendapatkan satu kursi di acara” Imam Syafi’i, Pimpro Event Ramadha Buka Bareng Bisnis menambahkan.

Untuk info dan pendaftaran dapat langsung menghubungi Cp. di nomer 0897-8452-255.
Sumber: www.plutjogja.com

Jumat, 19 Juni 2015

Buku Karya Saya

  1. JUDUL; CINTA INDONESIA SETENGAH; Penerbit; Bentang Pustaka, 2013.  Buku
    tersebut merupakan kumpulan tulisan Kompasianer tentang ide kebangsaan, dan Saya salah satu kontributor dalam kepenulisan buku tersebut. Buku setebal 256 halaman ini memotret Indonesia yang tidak dilihat dan dinilai dengan cara yang sepenggal-sepenggal. Karena, Indonesia adalah sebuah kesatuan jiwa, raga, moril, dan spiritualisme penghuninya dari Sabang sampai Merauke yang terbungkus rapi dalam bingkai yang utuh: ke-INDONESIA-an.”.
  2.  JUDUL; MENUJU EKONOMI BERKEADILAN;
    PERGOLAKAN PENGARUH EKONOMI NEOLIBERAL VS EKONOMI KERAKYATAN; Penerbit; Trust Media, 2015.
    Buku ini memotret tentang kebijakan pemerintah terutama dalam bidang ekonomi. Mengungkap tentang bagaimana kebijakan tersebut dipengaruhi oleh faham neoliberalisme yang bertentangan dengan ideologi ekonomi kerakyatan yang telah lama dibangun oleh pendiri bangsa. Buku ini menarik untuk dibaca dan tentu akan mencerahkan sekaligus membuat pembaca hanyut sehingga secara tidar sadar akan memunculkan kegeraman-kegeraman.

Kamis, 18 Juni 2015

UMKM Perlu daftarkan Merek

Dalam beberapa tahun terakhir, Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual Kementerian Hukum dan HAM gencar menyosialisasikan pendaftaran hak kekayaan intelektual (HKI).

Berbagai macam prosedur sudah disosialiasikan melalui website dan media informasi lainnya, dengan harapan banyak masyarakat yang paham dan mulai mendaftarkan HKI.

Namun, jika seluruh prosedur pendaftaran merek dan HKI yang sudah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal HKI dirasa masih terlalu ribet, para pelaku usaha bisa memanfaatkan jasa pendaftaran dan konsultasi HKI secara online.

Dengan jasa tersebut, para pelaku usaha cukup menggunggah berkas-berkas yang dibutuhkan secara online, dan tidak perlu datang langsung ke kantor HKI untuk mendaftarkan mereknya sendiri.
Selain lebih efisien karena tidak perlu meninggalkan pekerjaannya, pelaku usaha juga bisa dibimbing dan mendapatkan konsultasi agar setiap tahap pendaftaran merek bisa berlangsung secara lancar.
Salah satu penyedia jasa pendaftaran dan konsultasi HKI online adalah startupHKI.com, yang fokus terhadap jasa pelayanan HKI bagi para pebisnis pemula atau yang biasa disebut start-up.

Pendiri startupHKI.com Fahrian Agam mengatakan jasa yang dibentuk sejak awal tahun ini bertujuan untuk membantu UMKM dalam proses pendaftaran merek dan HKI lainnya. Pasalnya, proses pendaftaran HKI masih terbilang cukup rumit.
Selain itu, pria lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia itu juga fokus untuk mengedukasi masyarakat, terkait dengan pentingnya HKI melalui artikel-artikel yang rutin dimuat di blog startupHKI, serta konsultasi gratis.

“Banyak pelaku usaha yang enggan mendaftarkan mereknya karena menilai prosesnya ribet, dan mereka harus datang langsung ke kantor HKI. Padahal, bagi mereka waktu sangat berharga dan lebih memilih memanfaatkan waktu tersebut untuk menjalankan bisnisnya,” katanya.
Sementara itu, dengan memanfaatkan jasa pendafataran dan konsultasi online, pemohon tidak perlu repot, karena semua proses dibantu oleh tim yang telah kompeten.

Untuk bantuan pendaftaran merek secara online melalui StartupHKI, pemohon cukup mengakses website startuphki.com, kemudian memilih opsi pendaftaran merek atau pendaftaran hak cipta.
Pemohon cukup mengisi formulir yang telah disediakan, seperti data diri, hingga keterangan terkait merek yang akan didaftarkan mulai dari nama merek, arti merek hingga logo.
Setelah itu, tim StartupHKI akan mulai memproses permohonan tersebut, sambil melihat dan memberikan konsultasi terkait persyaratan apa saja yang masih kurang dan harus dilengkapi.
Untuk jasa tersebut, pemohon cukup membayar Rp1,5 juta untuk setiap merek dengan satu kelas barang. Biaya tersebut sudah termasuk jasa pendaftaran, konsultasi, pembuatan berkas dan surat kuasa, serta pengecekan merek.

“Di biro konsultan HKI lain, ada biaya tambahan untuk jasa pengecekan merek,” katanya.
Setelah berkas dilengkapi, pembayaran jasa dan surat kuasa selesai ditandatangani, maka pemohon cukup menunggu hingga merek selesai teregistrasi, dan tim StartupHKI akan terus melaporkan setiap terjadi perkembangan dari pendaftaran tersebut.

“Setelah itu semua proses dilakukan oleh Ditjen HKI, mulai dari penelusuran merek dan pemeriksaan substantif yang membutuhkan waktu cukup lama,” katanya.
Agam mengakui lamanya proses pendaftaran hingga keluar sertifikat merek yang membutuhkan waktu hingga belasan bulan, juga banyak membuat para pelaku usaha mengurungkan niat mendaftarkan mereknya.

Lamanya proses pendaftaran merek tersebut juga terkadang membuat pemohon tidak sabar dan sering komplain kepada konsultan HKI.

Dia bercerita belum lama ini pihaknya menerima telepon dari seseorang yang mendaftarkan merek melalui sebuah firma HKI yang cukup besar. Dia meminta bantuan untuk mengambil alih proses pendaftaan merek tersebut dan mempercepat prosesnya.

Namun, StartupHKI tidak bisa menerima permohonan tersebut karena banyak pertimbangan, apalagi secara prosedural seluruh proses pendaftaran merek adalah kewenangan Ditjen HKI, dan konsultan tidak memiliki ak untuk mengintervensi atau mempercepat proses pendaftaran HKI.
“Pemohon memang harus bersabar hingga seluruh proses selesai, tapi kami akan terus aktif melaporkan setiap perkembangan, sehingga pemohon tidak perlu risau,” katanya.
Sumber: bisnis.com

Selasa, 16 Juni 2015

Menjadi Narasumber Workshop Kewirausahaan IWAYO

Pada tanggal 11-12 Maret 2015, saya menjadi pemateri pada kegiatan Workshop Kewirausahaan yang diselenggarakan oleh Ikatan Waria Yogyakarta (IWAYO) yang bertempat di Hotel Fams Jl. Taman Siswa Yogyakarta. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pembekalan dan wawasan kewiraushaan bagi anggota organisasi IWAYO.

Sebelum adanya kegiatan workshop ini, saya sudah melakukan serangkaian kegiatan mulai dari diskusi awal tentang perumusan tujuan pelatihan dengan metode TNA (training need assement), lalu kemudian penyusunan kurikulum pelatihan.



Hingga pada kegiatan akhir yakni workshop, peserta kegiatan sangat antusias dalam mengikui sesi demi sesi materi. Canda dan tawa serta kosakata khas mereka keluar pada sesi-sesi berlangsungnya materi. Karena desain materi yang ‘renyah’ serta metode pelatihan yang menyenangkan, membuat mereka sebagai peserta pelatihan merasa nyaman dan tidak merasa bosan.


Dua hari berlangsungnya kegiatan cukup untuk merangkum materi kewirausaahaan dan membuat peserta siap dan yakin untuk mengembangkan usahanya masing-masing.


Senin, 15 Juni 2015

Talk About ASEAN Economic Community (AEC)


Yogyakarta, 6 Juni 2015. ASEAN Economic Community (AEC) merupakan sebuah kerjasama antar Negara-negara ASEAN untuk membentuk kawasan yang terintegrasi. Kerjasama yang rencananya akan diterapkan pada akhir tahun 2015 ini menjadi isu yang sensitif dikalangan masyarakat. Ada yang mendukung karena melihat peluang baik yang akan didapat, namun ada juga yang kontra karena menilai masyarakat Indonesia belum siap terhadap persaingan yang akan muncul terutama pada sektor usaha mikro kecil. Karena itu, pembahasan mengenai AEC atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) masih sangat ramai diperbincangkan. 

Mengenai hal ini, pada 6 Juni yang lalu saya berkesempatan ikut memberikan materi mengenai MEA dan bagaimana peluang dan tantangan bagi pengusaha sector Mikro Kecil. Materi ini saya sampaikan pada program Seminar Enterpreneuship yang di gagas oleh Himpunan Mahasiswa Pascasarjana Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

Materi yang saya sampaikan di depan hampir 50 peserta yang berasal dari mahasiswa dan umum yang bertempat ruang seminar perpustakaan UGM ini mendapatkan respon dan antusiasme yang tinggi. Karena ternyata, pemahaman tentang peluang dan ancaman MEA masih sangat sedikit yang mereka ketahui. Terutama bagaimana memanfaatkan peluang dan meminimalisir ketatnya persaingan dalam dunia usaha.
 
Bahkan, pada akhir sesi saya didatangi oleh beberapa mahasiswa pascasarjana yang masih merasa butuh informasi tentang MEA ini. Salah satu peserta menyarankan kepada saya untuk aktif terus memberikan informasi-informasi MEA kepada khalayak terutama pada pemuda-pemuda yang ingin masuk dalam dunia kerja.

Dalam kesempatan ini juga saya memberikan buku terbaru saya “Menuju Ekonomi Berkeadilan; Pergolakan Pengaruh Ekonomi Neoliberal Vs Ekonomi Kerakyatan” bagi peserta yang terpilih.

Kamis, 28 Mei 2015

Kesempatan dan Ketepatan

Orang bilang kesempatan tidak datang dua kali, ya itu benar. Namun pertanyaannya, apakah kesempatan itu selamanya tepat? Ini yg tidak ada jaminannya.
Dalam bisnis kesempatan dan ketepatan harus selaras. Bagaimana menyulap kesempatan menjadi peluang. Artinya kesempatan itu memang tepat sasaran. Karena, banyak kesempatan hanya menjadi jebakan.
Bila didefinisikan kesempatan itu berkaitan dg waktu dan keadaan yg sifatnya mendesak. Kesempatan itu tidak membutuhkan nalar yg detail. Kesempatan harus dipindai dengan nalar yang kritis dan cerdas sehingga kita dapat mengubah yang pada awalnya jebakan menjadi peluang tepat.
Tips memindai kesempatan harus bermula dari pertanyaan kritis seperti apakah kesempatan ini sesuai dengan kebutuhan saya?. Lalu kemudian apakah kesempatan ini dapat saya posisikan?
Pertanyaan-pertanyaan seperti ini yg harus kita jawab dengan cepat. To be continuous..

Semangkok Sop

Yogyakarta, 28/05/2015. Memang benar, semangkop sop dapat menghangatkan tubuh dan menyegarkan tenggorokan.
Ini sya rasakan ketika lapar mulai terasa di terik panasnya kota jogja. Memang rasanya tidak tepat menikmati sop panas di bawah teriknya matahari. Tapi ada kenikmatan lain yg saya dapatkan. Apalagi kondisi badan terasa kurang fit.

Selasa, 21 April 2015

Buku Baru; "Menuju Ekonomi Berkeadilan; Pergolakan Pengaruh Ekonomi Neoliberal Vs Ekonomi Kerakyatan".

Tujuan saya menulis buku ini adalah untuk memotret kebijakan ekonomi khususnya di era pemerintahan SBY dan harapan saya bisa menjadi refleksi bagi pemerintahan di era Jokowi.

Beberapa tahun belakangan ini saya tergelitik untuk menuliskan fenomena kesenjangan ekonomi yang terus meningkat. Padahal, pemerintah selalu dengan bangga menunjukkan angka pertumbuhan ekonomi. Saya mengkritik bahwa angka-angka pertumbuhan ekonomi itu bak ilusi yang kerap menyihir banyak kalangan, termasuk masyarakat akar rumput.

Padahal saya memperhatikan dan  dibuktikan dengan data Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat rasio gini Indonesia justru meningkat dalam 10 tahun pemerintahan SBY. Rasio gini adalah ukuran pemerataan pendapatan yang dihitung berdasarkan kelas pendapatan. Pada 2005, rasio gini Indonesia sebesar 36,3 persen, meningkat menjadi 41,3 persen pada 2013.
Pak Teguh Budiana (Staff Khusus Mentri Koperasi dan UKM) Menerima Buku EKonomi Berkeadilan

Dari sini tentu kita bertanya apa sebenarnya hakikat kebijakan ekonomi yang telah dijalankan?
Berangkat dari sistem ekonomi apa sesungguhnya bangsa ini dalam menjalankan agenda-agenda pensejahteraan rakyat?

Apakah amanah Pancasila terutama sila kelima yakni menciptakan keadilan sosial yang disebut juga keadilan ekonomi bagi seluruh rakyat, serta amanah UUD 1945 yang mewajibkan kemakmuran bagi rakyat dapat diwujudkan?

Pertanyan-pertanyaan inilah yang kemudian bergejolak dalam alam fikir yang kemudian menginspirasi tulisan-tulisan esai yang ada di buku ini.

Judul Menuju Ekonomi Berkeadilan adalah bagian dari optimisme saya bahwa semangat kebangsaan untuk meraih ekonomi yang berkeadilan masih tetap menyala. Karena hal ini berdasar pada semangat founding father kita yang sebetulnya sudah menelurkan sistem ekonomi yang luhur yang berlandaskan nilai-nilai pancasila terutama pada sila ke lima. Walaupun sebenarnya wabah sistem ekonomi neoliberal telah menjalar di bangsa ini, namun semangat membumikan ekonomi kerakyatan masih tetap menyala. Inilah pertarungan dua ideology besar yang terus bergejolak yang coba saya kemukakakan dalam buku ini.

Judul : Menuju Ekonomi Berkeadilan; Pergolakan Pengaruh Ekonomi Liberal Vs Ekonomi Kerakyatan.
Tahun Terbit : Januari 2015
Penerbit: Trussmedia Grafika
Halaman: 192
ISBN : 978-602-0992-01-3
Harga : Rp. 45.000,- (Belum Ongkos Kirim)

 
Pak Teguh Budiana (Staff Khusus Mentri Koperasi dan UKM) Menerima Buku EKonomi Berkeadilan




Kamis, 01 Januari 2015

About Me


YULI AFRIYANDI lahir pada tanggal 27 Juli 1986 di sebuah Desa tertinggal di Kecamatan Kuindra (Sapat), Kabupaten Indragiri Hilir, Riau. Menamatkan SD hingga SLTP di Kota Tembilahan Kabupaten Indragiri Hilir, lalu hijrah ke Kota Bekasi Jawa Barat. Setelah lulus MA (Madrasah Aliyah/setingkat SMA) di Kota Bekasi pada tahun 2005, lalu kembali hijrah untuk melanjutkan pendidikan di kota pelajar Yogyakarta. Tahun 2005 – 2010, pendidikan Sarjana Srata 1 ditempuh di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Jurusan Keuangan Islam. Lalu pada 2010 - 2013 menempuh pendidikan Pascasarjana (S2) di Universitas Islam Indonesia Yogyakarta Jurusan Ekonomi Islam.


Sebelum lulus Pendidikan Sarjana, Ia telah aktif di sebuah Lembaga Swadaya Pengembangan Masyarakat (LSPM) Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil Daerah Istimewa Yogyakarta (PINBUK DIY) hingga awal 2014. Di lembaga inilah pengalaman melakukan pendampingan maupun memberi seminar atau pelatihan kepada pelaku Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (KUMKM) ditempa. Menyelam dalam berbagai dinamika pendampingan terhadap pelaku KUMKM, serta merefleksikan dalam banyak tulisan di media lokal maupun nasional.

Selain karya tulisan berupa artikel opini, Ia juga aktif menulis di Jurnal dan Buku. sampai saat ini sudah dua buku yang diterbitkan; buku Cinta Indonesia Setengah tahun 2013 (inisiasi Kompasiana), dan buku Menuju Ekonomi Berkeadilan; Pengaruh Ekonomi Neoliberal Vs Ekonomi Kerakyatan, tahun 2015.

Kini, selain menjadi Konsultan Bisnis bagi Koperasi dan UMKM di Lembaga Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah (PLUT-KUMKM) D.I Yogyakarta, Ia juga aktif memberikan Training, Pelatihan dan Pendampingan. Selain itu Ia juga tercatat sebagai Dosen luar biasa di Perguruan Tinggi Swasta di Yogyakarta.