APA KABAR BANK PETANI? (Sebuah Catatan Pendampingan Bank Petani Tahun 2013)
Apa kabar bank petani? Ya, inilah kalimat yang ingin saya
ucapkan mengawali coretan di laman blog pribadi saya ini. Entah kenapa, rasa
kangen saya muncul ketika mengutak atik picture kegiatan di lokasi transmigrasi
KM 12 balikpapan 1 tahun yang lalu.
Wajah-wajah polos nan semangat, guratan raut muka optimis,
kepalan tangan dan anggukan penuh kompak
tanda mengiyakan dalam kesepahaman menerima program fasilitasi untuk
peningkatan kesejahteraan yang lebih baik.
Ya,…Bank Petani adalah bentuk kongkrit untuk menggapai
harapan kesejahteraan itu. Terbentuknya lembaga ekonomi (keuangan) professional yang
mengangkat nilai-nilai kolektivisme adalah wujud nyata bahwa mereka ikut
berkontribusi dalam membangun perekonomian yang kokoh bagi Negara bangsa ini.
Lihat saja wajah kesungguhan mereka tatkala kami
merencanakan strategi dalam mengokohkan manajemen operasional kelembagaan bank
petani. Ide-ide cemerlang mereka ketika saya mengajak mereka berdiskusi untuk
membaca peluang pasar dengan melihat budaya dan kearifan local. Sungguh luar
biasa,….tidak perlu teori-teori seperti diajarkan di bangku kuliah, mereka
dengan cerdas membaca dan menganalisa banyak potensi yang ada.
Tidak hanya merencanakan, mereka juga semangat dalam
bersimulasi, memainkan peran laiknya sebuah lembaga keuangan yang handal. Tidak
ada canggung, minder apalagi pesimis. Mereka senang, mereka bahagia, dan satu
gumamnya yang membuat desir darah
memompa energy semangat saya dalam melakukan pendampingan, “eeee,…..ternyata
gini tho mas, ne’ transaksi di bank niku,..gampang yo”
Kini, Bank Petani di lokasi trans karang joang KM 12 kecamatan
Balikpapan utara sudah bersolek. Kecantikan luar dan dalamnyapun terpancar. Bapak Walikota pun tersenyum sumringah tatkala gunting ditangannya telah memotong pita tanda bahwa
Bank Petani milik warga karang joang sudah resmi beroperasional.
Dengan diguntingnya pita itu program pendampingan saya pun usai.
Tanpa terasa 3 bulan lamanya saya tinggal bersama mereka. Namun, pada saat itu
saya menyampaikan bahwa yang selesai hanya program yang sifatnya administrative
itu. Tapi pendampingan akan selalu ada, selama saya masih bisa memberikan. Itu
komitmen saya kepada mereka.
Dan pesan terakhir saya kepada mereka adalah agar selalu menjaga kebersamaan. Mengutamakan kepentingan kolektif di atas
kepentingan individu. Itu sejatinya ruh bank petani yang mereka harus selalu jaga.
Kegiatan pendampingan kepada anggota supaya terjalin komunikasi serta
memupuk semangat kebersamaan juga menjadi pesan penting saya kepada mereka. Karena, semua berhak untuk
faham tentang kondisi Bank Petani. Karena Bank Petani bukanlah milik individu,
atau milik kaum kapital, tapi Bank Petani adalah miliki semua, pemahaman ini yang selalu saya tanamkan.
Inilah sedikit cerita, dari kumpulan memori yang ada dari
perjalanan saya. Semoga menginspirasi.
Yogyakarta, 23 Agustus 2014
Yogyakarta, 23 Agustus 2014
0 komentar:
Posting Komentar